Sunday, August 31, 2008

2 Hari Hormat Bendera Sia-sia

Hadiah Utama Motor, Kecewa, Panitia ”Ngeles”

Kota, Warta Kota
Warta Kota Hari Ini
Lomba menghormat ke bendera Merah-Putih selama dua hari menuai badai.
Sejumlah peserta mengaku tertipu karena hadiah yang dijanjikan tidak
ditepati oleh panitia. Salah seorang peserta lomba tersebut mengaku
kecewa. Dia menyesalkan hadiah yang tidak setimpal dengan pengorbanan
yang dilakukan peserta. Dia juga

mempertanyakan
pemberian hadiah yang tidak tepat waktu. Lomba menghormat ke bendera
itu dilaksanakan mulai Kamis (28/8) sore dan berakhir Jumat pagi.


”Namanya lomba, seharusnya hadiah sudah disediakan dari awal. Ini
tidak. Begitu kami minta hadiahnya, katanya baru diberikan Senin lusa
dan itu pun belum pasti. Saya tidak masuk kategori juara dan saya cuma
berhak menerima uang Rp 70.000, tapi kata panitia hadiahnya baru bisa
saya ambil Senin nanti,” ucap seorang peserta berinisial Ar (30)
melalui telepon, Jumat (29/8) malam.

Ar yang tinggal di
kawasan Menteng, Jakarta Pusat, mengatakan, usai salat Jumat, dia
bersama sejumlah peserta yang gugur dalam pertandingan menagih hak
mereka ke kantor Yayasan Untukmu Indonesiaku, penyelenggara lomba
menghormat ke bendera, di Jalan Pondok Jaya IV No 23,



Mampang
Prapatan VII, Jakarta Selatan. Di kantor tersebut, Ar dan sejumlah
peserta tidak menerima jawaban pasti soal hadiah yang akan mereka
terima. ”Panitia menjanjikan kepada kami bahwa hadiah akan diberikan
Senin nanti,” ucap ayah tiga anak ini.


Diceritakan Ar, tanggal 25 Agustus lalu dia membaca tulisan di spanduk
yang dipasang di depan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Spanduk itu
bertuliskan lomba menghormat ke bendera Merah-Putih selama 17 jam 8
menit 45 detik. Lomba diadakan Kamis, 28 Agustus 2008.


”Tanggal 26, saya bersama tetangga saya mendaftarkan diri,” ucap Ar.
Dia tergiur ikut lomba menghormat bendera karena hadiahnya lumayan
besar senilai Rp 20 juta. Ada juga hadiah berupa sepeda motor dan
televisi.


Di hari-H, lomba menghormat ke bendera Merah-Putih digelar mulai pukul
16.00. Sebanyak 306 peserta dengan memakai seragam dari panitia
berlomba untuk menjadi yang paling lama dalam posisi menghormat ke
bendera Merah-Putih yang berkibar di puncak tiang bendera.


Para peserta, kata Ar, antara lain harus berdiri tegak, tangan harus di
dahi, dan mata harus terus menghadap ke bendera. Dari 306 peserta, yang
paling muda berusia 15 tahun dan yang paling tua 60 tahun.


Kegiatan ini diadakan di ruang terbuka di sebuah tempat di Jakarta
Pusat. Tak pelak, hujan yang mengguyur Kamis sore itu membasahi tubuh
para peserta. ”Ya itu sudah menjadi risiko, tapi kami tetap bertahan
menghormati bendera Merah-Putih. Ini sebuah pengabdian kami,” ucap Ar.


Lewat tengah malam, satu per satu peserta berguguran. Bahkan sejumlah
peserta pingsan. ”Sekitar jam 3 pagi saya gagal meneruskan lomba.
Setelah istirahat, para peserta yang gugur pulang. Jumat siang kami
kembali ke kantor panitia untuk mengambil hadiah,” ucap Ar.


Menurut Ar, sesuai janji panitia, peserta yang gugur pukul 03.00
menerima penghargaan berupa uang Rp 70.000. Sedangkan yang gugur pukul
04.00 mendapatkan uang Rp 100.000, dan peserta yang gugur pada jam
06.00 sampai 08.00 menerima uang Rp 125.000.

”Bagi saya,
hadiah uang itu tidak sesuai dengan apa yang telah kami lakukan.
Bayangkan saja, Mas, kami sudah mengikuti lomba selama 12 jam. Yang
membuat kami lebih kecewa, hadiahnya tidak bisa kami ambil hari itu
juga tapi baru Senin depan. Kegiatan lomba ini sebenarnya bagus sekali
tapi sayangnya tidak dikemas secara profesional,” ucap Ar.

Tidak memaksa

2 Hari Hormat Bendera Sia-sia
Ketika diminta tanggapannya, Hj Erita S Rasuna, Sekretaris Yayasan
Untukmu Indonesiaku, mengatakan pihaknya memandang wajar keluhan
peserta. Diakui Erita, Jumat siang terjadi kericuhan antara panitia
dengan sejumlah peserta. ”Kericuhan itu terjadi bukan karena kami tidak
mau memberi hadiah, sebab rencananya hadiah akan diberikan jam 4 sore,”
paparnya.

Sesuai rencana, kata Erita, pemberian hadiah akan
dilakukan oleh salah satu deputi Kementerian Negara Pemuda dan
Olahraga. ”Maksudnya setelah salat Jumat bukan berarti usai salat
langsung diberikan hadiahnya, pemberiannya jam 4 sore,” ucap Erita.


Tentang hadiah, juara 1, 2, dan 3 masing-masing berhak menerima satu
sepeda motor. Sedangkan juara harapan 1, 2, dan 3 mendapatkan televisi
dan pemutar DVD. ”Kenapa hadiahnya tidak kami berikan saat itu juga?
Sebab kami kan harus mengurus surat-suratnya. Makanya, sebagai
simbolis, hadiah yang diberikan hanya pemutar DVD. Kalau mau dipaksakan
hari itu juga, ya peserta harus menanggung sendiri administrasinya,”
papar Erika.

Pihak Yayasan Untukmu Indonesiaku, kata Erita,
bersikap profesional dalam mengadakan acara tersebut dan tidak
sembarangan. ”Sebab kami membawa nama Mennegpora dan Depdagri. Bukan
itu saja, kami juga membawa nama bangsa Indonesia. Jadi kami juga tidak
mau kegiatan kami ini ecek-ecek. Intinya persoalan tadi siang sudah
bisa diselesaikan,” kata Erika.

Yayasan Untukmu Indonesiaku
adalah sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial dan
kemanusiaan. Lomba menghormati bendera Merah-Putih sudah dua kali ini
diadakan. Tujuannya agar masyarakat, khususnya generasi muda, punya
semangat nasionalisme yang tinggi dan pantang menyerah. (ded)

No comments:

Blog Archive