Laporan: Tribun Kaltim/Muhammad Khaidir | |||||||||
Jumat, 11-07-2008 | 15:00:21 | |||||||||
SAMARINDA, BPOST - Noorsyaidah, warga Jl Merdeka 3 Samarinda yang dari perutnya mengeluarkan kawat, Jumat (11/7) pagi dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Syahranie. Ia memulai tahap pengobatan. Tim dokter yang dipimpin langsung oleh Direktur RSUD AW Syahranie, dr Ajie Syirafuddin menjemput Noorsyaidah di rumahnya sekitar pukul 08.00 WITA. Awalnya, keluarga sempat menolak, karena keluarga khawatir dengan kondisi mental Noorsyaidah. --------------------- Derita ‘Manusia Kawat’ (1), Aku Juga Ingin Menikah
|
Saturday, July 12, 2008
Manusia Kawat
880 Ineks Dicampur Serbuk Kopi
Sabtu, 12-07-2008 | 01:00:20 | |
BANJARMASIN - Kiriman 880 butir ineks dan 1,12 ons sabu dari Jakarta berhasil diamankan petugas Sat II Direktorat Narkoba Polda Kalsel bersama pemiliknya, Hamdani (45), Jumat (11/7) pukul 14.00 Wita. Kendati dua barang haram itu dimiliki Hamdani seorang, tapi petugas Narkoba Polda Kalsel menemukannya di tempat yang berlainan. |
Dua PRT Dapat Hadiah Rp 9 M
Laporan: KOMPAS.com | |
Sabtu, 12-07-2008 | 16:05:15 | |
CENTRAL ISLIP, BPOST - Hakim Federal Amerika Serikat memberikan hadiah 1 juta dolar AS atau lebih dari Rp 9 miliar kepada dua pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia yang mengalami perbudakan di negara itu. Hakim Arthur Spatt mengatakan, Jumat (11/7) waktu setempat , uang sebesar itu merupakan upah Sapirah dan Enung yang selama bertahun-tahun tidak dibayarkan majikannya, Varsha dan Mahender Sabhnani. |
Lagi-lagi Foto Bugil Artis Pendukung Sinetron Relegi : Cynthiara Alona
Alona curhat tentang pengusiran dan cap bomb sex justru di tengah perayaan ulang tahunnya yang ke-23 pada Kamis (10/7) sore di Rumah Kaca Taman Menteng, Jakarta Pusat. Pesta ultah itu didesain dengan White Eden Party.
Seperti apakah foto bugil Alona? Di blog internet atas nama Cynthiara Alona, foto-foto tertanggal 20 Maret 2007 itu terpampang dengan gamblang. Gambar-gambar itu mengesankan pemotretan dilakukan di tempat yang sama dan waktu yang sama, sepertinya dalam sebuah sesi pemotretan.
Alona difoto dengan latar belakang gelap. Di beberapa foto, Alona berpose dengan mengenakan celana jins, namun tidak selembar benang pun menempel di tubuh bagian atas (topless). Ia bergaya memegang tambang yang menjuntai dari atas.
Di foto-foto lainnya, Alona berpose telanjang bulat (nude). Di foto-foto yang diambil dengan teknik yang sama itu, Alona memamerkan bodi sintalnya pose menantang.
Alona berterus terang, dirinya pernah bergaya di depan kamera dalam kondisi topless dan nude pada sesi pemotretan untuk majalah Playboy Singapura dan Jepang di tahun 2005 dan 2006. Dengan kata lain, foto-foto itu seharusnya beredar secara terbatas.
Alona pun menduga penayangan foto-foto dirinya di internet dilakukan oleh mantan manajernya. Hubungan mereka sebagai manajer dan artis putus karena ada perselisihan. Alona mengaku sangat terpukul dengan beredarnya foto-foto syur itu secara luas.
”Aku sangat sedih, sedih banget, sampai semua keluargaku tahu. I’m so sad and embarrassed. Aku sampai diusir oleh keluarga,” katanya dengan nada lirih.
Lulusan jurusan ekonomi bisnis National University of Singapore ini mengaku mengawali karier sebagai model di usia 21 tahun. Dalam waktu yang cukup singkat, wajahnya muncul di sampul majalah dalam maupun luar negeri. Alona juga membintangi beberapa iklan televisi.
Dara yang berobsesi jadi supermodel ini menampik tudingan bahwa foto-foto itu disebarkan hanya untuk mendongkrak popularitasnya. Dia bilang, ”Saya tidak mau mengambil risiko seperti itu. Justru karena foto-foto yang beredar itu saya diusir oleh keluarga.”
Untuk mewujudkan cita-citanya sebagai model tenar, pada 16 Juli mendatang perempuan bertinggi 167 cm ini berangkat ke Hongkong untuk sebuah sesi pemotretan majalah dewasa. Di samping itu, ia juga siap terlibat dalam film Kawin Kontrak 2. Nggak khawatir fotonya disalahgunakan lagi, Alona? (luc)
Biodata
Nama: Cynthiara Alona
Nama panggilan: Cinthia
Tanggal lahir: Jakarta, 8 Juni 1985
Tinggi / berat badan: 167 cm / 45 kg
Bra: 36C
Sepatu: 36
Pendidikan terakhir: Ekonomi Bisnis NUS (National University of Singapore).
Pekerjaan: Model, aktris
Sinetron: Rahasia Ilahi, Pintu Ilahi, Ngelaba
Cita-cita: Model profesional
Iklan: Lippo Bank (1998), Bustee Cream Nyonya Meneer (2003), Mie Sedap (2004), EQ Diapers (2004), Sabun cuci Bu Krim (2005).
Bintang film favorit: Krisdayanti
Musisi favorit: Krisdayanti
Kamera Canggih "Misterius" di CASA TNI AU
06/07/08 16:29
Kamera Canggih "Misterius" di CASA TNI AU
Oleh Rini Utami
Jakarta, (ANTARA News) - Matahari makin tinggi, namun Yetti Susilowati masih enggan untuk memulai harinya. Hari itu, adalah hari pertama suaminya Kolonel Sus Supriady tak lagi menemani hari-harinya.
Malam sebelumnya, setelah dua hari menunggu dalam ketidakpastian bercampur kesedihan dan kecemasan, Yetti dan dua putrinya melepas kepergian suaminya menghadap Sang Pencipta di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
Kolonel Sus Supriady dan empat rekannya serta 13 orang lainnya, meninggal dunia saat melakukan latihan pengoperasian kamera udara digital baru (Digital Mapping Camera/DMC), setelah pesawat Casa N212-200 yang membawanya jatuh di kaki Gunung Salak pada 26 Juni 2008.
"Beberapa hari silam, dia memang sibuk mempersiapkan penerbangan ujicoba kamera udara digital baru. Bahkan pada hari mau terbang itu dia tidak sempat pamit, padahal biasanya dia pamit meski saya sedang di kamar mandi sekali pun," kenang Yetti.
Malahan, tambah sekretaris Menteri Keuangan itu, suaminya membuat sebuah kotak yang mungkin untuk membawa atau melindungi kamera udara digital baru itu.
"Mungkin kotak itu untuk melindungi kamera itu sebelum diujicoba. Tuh kotaknya masih ada di dalam rumah," ungkap Yetti, yang dibenarkan oleh putri bungsunya.
Secanggih apa kamera udara digital yang baru dimiliki TNI AU itu, tak banyak orang yang tahu hingga musibah itu datang. DMC yang diujicobakan menjadi misteri tersendiri bagi sebagian orang, mengingat korban meninggal dalam ujicoba itu tidak bisa dibilang sedikit.
Buatan Jerman
Kamera Udara Digital atau Digital Mapping Camera/DMC yang diujicoba oleh almarhum Kolonel Sus Supriady dan rekannya, bermerek ZI-Integraph buatan Jerman.
Kamera tersebut merupakan pengadaan 2004/2005 Mabes TNI Angkatan Udara melalui fasilitas Kredit Ekspor (KE). "Namun kamera itu baru bisa didatangkan ke Indonesia pada November 2007," kata Asisten Logistik (Aslog) Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Muda Imam Wahyudi.
Perangkat DMC senilai 5,5 juta dolar AS itu mulai di ujicoba oleh pihak TNI AU yakni Dinas Survei dan Pemotretan Udara (Dissurpotrud) sebanyak dua kali.
"Ujicoba yang berujung maut kemarin, merupakan ujicoba yang ketiga kali," ungkap Imam.
Sebelumnya, DMC juga telah diujicoba oleh Letkol Sus Supriady dan rekan di Jerman pada 15 sampai 24 Maret 2008. Pelatihan di Jerman meliputi perakitan dan "ground test DMC" di Assembling Workshop dan ruang simulasi DMC Z/I Intergraph, Aalen, Jerman.
"Ground test DMC" merupakan penjelasan tentang cara kerja dan pengoperasian DMC untuk memastikan seluruh komponen DMC dapat berfungsi dengan baik sebelum dilaksanakan pemotretan udara.
Selain itu, dilakukan pula "Test Flight DMC" menggunakan pesawat udara jenis Cessna Caravan dengan call sign D-FOTO di Elchingen Airfield, Jerman.
Kepala Dissurpotrud TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Djubaedi mengungkapkan, DMC merupakan sistem kamera udara yang dirancang untuk mendukung pemetaan dengan resolusi dan akurasi tinggi menggantikan kamera pemetaan berbasiskan film.
Layaknya kamera udara digital, DMC Z/I Intergraph terdiri atas lensa atau badan kamera, "Flight Data Storage"/FDS, Mounting (bantalan kamera), GPS dan IMU serta Airbone Sensor Management System/ ASMS.
Dengan menggunakan Large Format Charge Couple Device (CCD) digital aerial camera, kamera baru itu mampu menghasilkan foto udara digital dengan format besar.
Tidak itu saja, kamera DMC memiliki 12 pilihan saluran panjang gelombang (12-bit radiometric resolution) untuk menghasilkan resolusi yang teliti.
Di samping itu, DMC juga memiliki empat lensa pankromatik (warna sesungguhnya) dan empat lensa multispektral (warna semu) atau Pan and 4-band multispectral imagery.
Konsep yang diusung dalam DMC berupa "foward motion-compensation", merupakan keunggulan lain yang ditawarkan, dimana teknik penghilangan blur pada kamera foto udara berbasis digital tanpa keterbatasan dan kegagalan yang diakibatkan pergerakan bagian-bagian kamera.
Kamera udara digital buatan Jerman itu juga dilengkapi dengan "In-Flight Data Storage (FDS)" yakni sarana penyimpanan data hasil pemotretan dengan kemampuan mentransfer data berkecepatan tinggi disertai kapasitas sebesar 1.160 GB.
Dengan fasilitas ASMS, operator dapat mengoperasikan kamera secara otomatis sesuai misi yang telah direncanakan, tambah Djubaedi.
Fasilitas lain yang mendukung kecanggihan kamera udara digital ini adalah Post-Processing Ground Station/PPS dimana proses mendapatkan gambaran area yang dipotret secara cepat mengunakan perangkat lunak DIME hingga menghasilkan gambaran area secara Uncontrolled Mosaic atau tanpa mengacu pada kooordinat area sebenarnya.
"Koordinat area yang sebenarnya dapat dilanjutkan dengan proses fotogrametri, hingga hasilnya benar-benar sesuai dengan kondisi nyata," katanya menambahkan.
Djubaedi menambahkan, untuk memfungsikan kamera DMC seberat 450 lb atau sekitar 202,5 kilogram dibutuhkan daya 28 volt (DC).
Tak Sebatas Bogor
Dengan segala fasilitas canggih itu, Djubaedi menegaskan, DMC ZI/Intergraph itu akan digunakan untuk pemetaan seluruh wilayah Indonesia.
"Jadi, tidak sebatas di Bogor saja, misal karena di sana ada sesuatu yang ingin dilihat. Bukan, ujicoba itu untuk memastikan semua fungsi dari DMC berjalan optimal untuk segala medan, topografi dan lain-lain. Ujicoba kan boleh dimana saja, di Papua juga bisa," ia menjelaskan.
Dijabarkannnya, dibanding kamera yang selama ini digunakan, DMC ZI/Intergraph ini sangat menghemat waktu proses laboratorium foto, mampu menghasilkan resolusi spasial yang tinggi, yakni tiga inci untuk ketinggian 2.100 kaki.
Dengan begitu, DMC dapat digunakan untuk perencanaan keamanan, analisa vegetasi atau tutupan lahan, pemetaan koridor berupa jalan dan jalur rel, listrik, air, telepon, yang dapat diakuisisi secara cepat dalam format besar.
Selain itu, pengontrolan kualitas gambar pada saat pemotretan dapat dilakukan secara otomatis hingga gambar dapat ditampilkan dalam waktu relatif cepat, tutur Djubaedi.
Konsep modular dengan menghasilkan sistem solusi yang fleksibel serta aplikasi penginderaan jarak jauh menjadi keunggulan tersendiri dari kamera ini, selain FMC motion compensation yang dapat memberikan tampilan area beresolusi tinggi dalam skala foto besar meski kamera dioperasikan dalam kondisi cahaya yang kurang.
"DMC ini juga dilengkapi "image frame" yang dapat memberikan gambar geometri stabil, layaknya menggunakan kamera ukuran sembilan inci plus `central prespective sensor model," katanya.
Fasilitas dan kelebihan yang dimiliki DMC ini, tambah Djubaedi, harus benar-benar dikuasai seluruh personel Dissupotrud TNI AU untuk melaksanakan visi misinya.
"Karena itu ada beberapa ujicoba, tidak saja untuk alat itu sendiri tetapi juga manusia yang mengoperasikan. Lokasi ujicoba bisa di mana saja, karena kamera ini juga akan digunakan untuk mendukung tugas Dissurpotrud di seluruh wilayah Indonesia. Tidak hanya Bogor," tuturnya menegaskan.
Kini dengan jatuhnya pesawat Casa N212-200 yang mengangkut DMC itu, maka TNI AU terpaksa memaksimalkan kembali kamera udara lama yang dioperasikan selama ini oleh Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh, Malang.
"Kami hanya membeli satu unit DMC, sekarang jatuh ya kita maksimalkan kembali penggunaan kamera udara yang dipakai selama ini," kata Djubaedi.(*)
COPYRIGHT © 2008
http://antara.co.id/arc/2008/7/6/kamera-canggih-misterius-di-casa-tni-au/
Blog Archive
-
►
2009
(2)
- ► 01/18 - 01/25 (1)
- ► 01/04 - 01/11 (1)
-
▼
2008
(545)
- ► 12/21 - 12/28 (2)
- ► 12/14 - 12/21 (4)
- ► 12/07 - 12/14 (16)
- ► 11/30 - 12/07 (13)
- ► 11/23 - 11/30 (30)
- ► 11/16 - 11/23 (3)
- ► 11/09 - 11/16 (31)
- ► 11/02 - 11/09 (42)
- ► 10/26 - 11/02 (25)
- ► 10/19 - 10/26 (4)
- ► 10/12 - 10/19 (1)
- ► 10/05 - 10/12 (8)
- ► 09/21 - 09/28 (12)
- ► 09/14 - 09/21 (4)
- ► 09/07 - 09/14 (7)
- ► 08/31 - 09/07 (18)
- ► 08/24 - 08/31 (19)
- ► 08/17 - 08/24 (6)
- ► 08/10 - 08/17 (7)
- ► 08/03 - 08/10 (19)
- ► 07/27 - 08/03 (29)
- ► 07/13 - 07/20 (2)
- ▼ 07/06 - 07/13 (5)
- ► 06/29 - 07/06 (3)
- ► 06/22 - 06/29 (14)
- ► 06/15 - 06/22 (1)
- ► 05/11 - 05/18 (2)
- ► 02/24 - 03/02 (5)
- ► 02/17 - 02/24 (1)
- ► 02/10 - 02/17 (10)
- ► 02/03 - 02/10 (54)
- ► 01/27 - 02/03 (43)
- ► 01/20 - 01/27 (30)
- ► 01/13 - 01/20 (63)
- ► 01/06 - 01/13 (12)
-
►
2007
(197)
- ► 12/30 - 01/06 (5)
- ► 12/23 - 12/30 (14)
- ► 12/16 - 12/23 (20)
- ► 12/09 - 12/16 (28)
- ► 12/02 - 12/09 (8)
- ► 11/25 - 12/02 (120)
- ► 11/11 - 11/18 (2)