Saturday, July 12, 2008

Manusia Kawat

Noorsyaidah Mulai Diperiksa Dokter
Laporan: Tribun Kaltim/Muhammad Khaidir
Jumat, 11-07-2008 | 15:00:21

SAMARINDA, BPOST - Noorsyaidah, warga Jl Merdeka 3 Samarinda yang dari perutnya mengeluarkan kawat, Jumat (11/7) pagi dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Syahranie. Ia memulai tahap pengobatan.

Tim dokter yang dipimpin langsung oleh Direktur RSUD AW Syahranie, dr Ajie Syirafuddin menjemput Noorsyaidah di rumahnya sekitar pukul 08.00 WITA. Awalnya, keluarga sempat menolak, karena keluarga khawatir dengan kondisi mental Noorsyaidah.

Tetapi tim dokter yang beranggotakan tujuh orang berhasil merayu Noorsyaidah. Pukul 09.30 WITA, Noorsyaidah tiba di RSUD AW Syahranie, Jl Dr Soetomo, Samarinda. Noorsyaidah kemudian masuk ke ruang MSCT Scaning dan berlangsung selama 20 menit. Setelah itu ia masuk ke ruangan sinar X.

"Ini masih tahap awal. Kami baru melakukan diagnosa. Belum tahu hasilnya, karena masih mengumpulkan data-data. Setelah proses ini selesai, akan kami rapatkan. Hasilnya nanti kami informasikan kepada keluarga. Untuk langkah selanjutnya kami serahkan kepada keluarga, apakah mereka siap atau tidak," ujar Ajie.

Sementara ini keluarga masih belum mau Noorsyaidah menjalani rawat inap. "Kondisi Noorsyaidah masih labil. Kami khawatir kondisi mentalnya, makanya kami ingin dia di rumah dulu," ucap Siti Robiah, kakak Noorsyaidah yang juga datang ke RSUD AWS.

Siti Robiah mengatakan, hasil diagnosa dokter nanti akan mereka diskusikan. "Keluarga akan mendiskusikan terlebih dahulu sebelum mengambil langkah selanjutnya, " ucap Siti.

Noorsyaidah pun mengaku tegang. "Saya agak tegang. Doakan saya sembuh ya," ucapnya lirih. Saat berita ini diturunkan, Noorsyaidah sudah diantar kembali ke rumahnya oleh tim dokter RS AWS.

---------------------

Derita ‘Manusia Kawat’ (1), Aku Juga Ingin Menikah

Jumat, 11-07-2008 | 01:30:14

TUJUH belas tahun sudah, Noorsyaidah (40) menahan rasa sakit. Dia menderita penyakit aneh, di perut dan dadanya bermunculan puluhan batang kawat.

“Mungkin Allah SWT ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa dengan kekuasan-Nya apa pun bisa saja terjadi dan sayalah orang yang dipilih untuk memperlihatkan kekuasan-Nya itu. Maka itu saya harus menjalaninya dengan tabah,” ujarnya dengan lirih saat ditemui di rumah kakaknya di Samarinda Ilir, Kaltim, kemarin.

Keanehan itu dialami Noor sejak kuliah di Fakultas Sospol Universitas Mulawarman. “Dulu hanya sekitar seminggu kawat-kawat itu berjatuhan sendiri dan hilang. Sekitar sebulan kemudian bermunculan lagi. Nah, sekarang ini sudah sekitar enam bulan lebih, kawat-kawat di perut saya ini tidak ada yang jatuh atau hilang. Jadi, sungguh menderita sekali,” katanya.

Segala upaya pengobatan, mulai dari medis, alternatif, hingga mendatangi orang ‘pintar’ sudah dilakukannya. Namun, penyakit tersebut tetap tak sembuh. Operasi mungkin sudah puluhan kali dijalani. Tapi kawat-kawat itu setelah dicabut dengan cara medis tak mau hilang dari dirinya.

“Semua orang bilang bahwa penyakit saya ini terkena santet atau semacamnya, tapi berani jujur bahwa saya ini tak pernah punya musuh atau menyakiti orang lain. Makanya, dokter atau orang pintar yang mengobati penyakit saya ini juga bingung untuk menyembuhkannya. Sekarang saya pasrah kepada Allah SWT,” ujar perempuan yang menjadi guru TK Alquran di Sangatta, Kutai Timur itu.

Bentuk kawat yang tumbuh di badan Noor memang tak berbeda dengan jenis kawat lazimnya. Besarnya seperti peniti berukuran besar. Saat Tribun Kaltim (group BPost) memegang salah satu kawat yang pernah jatuh dan disimpan oleh Noor, kawat tersebut seperti kawat biasa yang mudah berkarat, warnanya kecokelatan.

Panjangnya bervariasi, mulai dari sepuluh sentimeter hingga duapuluh sentimeter. Ada yang hanya satu sisinya yang runcing, namun ada pula yang kedua sisinya runcing.

Selama di Samarinda, Noor sebenarnya ingin sekali menonton langsung Pembukaan PON XVII di Stadion Utama Palaran. Namun, karena takut kawat-kawat di tubuhnya akan mengenai orang lain, Noor hanya menyaksikan geladi bersih pada 3 Juli 2008 lalu. “Yang penting bisa melihat Stadion Palaran yang katanya megah itu, Alhamdulillah. (Menonton) Pembukaan cukup di televisi saja,” ujarnya.

Kendati selalu tabah dan tetap suka bergaul dengan orang lain, namun untuk urusan asmara atau percintaan, Noor tetap tak bisa menyembunyikan rasa rendah dirinya. Hingga kini dia belum memiliki calon pasangan hidup karena khawatir sang suami menyesal dengan penyakit aneh yang dideritanya.

Ketika remaja hingga kuliah di Samarinda, Noor dikenal sebagai perempuan yang tomboi. Dia tak pernah sedikit pun membedakan orang yang akan dan telah menjadi temannya sehari-hari. Seperti perempuan pada umumnya, Noor juga pernah memiliki pujaan hati atau pacar.

Selain, di kalangan teman-temannya, dia dikenal memiliki jiwa sosia yang tinggi. Pernah ada teman yang tak mampu membayar uang kuliah, tanpa meminta imbalan apa pun Noor langsung membantu dengan ikhlas.

“Saya sebagai perempuan normal tentu mau menikah dan punya anak. Tapi yah... karena penyakit aneh ini membuat saya merasa tak memikirkannya lagi. Lebih baik fokus menjalani hidup saya selanjutnya,” ujar Noor.

Beruntung anak kelima dari enam bersaudara ini memiliki keluarga dan teman-teman dekat yang juga tabah dan mau memaklumi sisi kehidupannya yang pahit itu. Bahkan, Kakak kandung Noor, Hj Siti Robiah mengatakan adiknya itu justru sering memberikan motivasi hidup kepada teman-temannya. (TK)

------------------------------------------------

Derita ‘Manusia Kawat’ (2), Terpaksa Sujud di Atas Bantal

Sabtu, 12-07-2008 | 01:33:21

NOORSYAIDAH tetap tabah menjalani hidup. Salat lima waktu tak sekali pun ditinggalkan. Awalnya, masih bisa salat dengan berdiri. Namun, posisi itu membuat perutnya nyeri. Noor lalu melakukannya dengan duduk. Tiga bantal ditumpuk di depannya untuk menahan kepalanya saat sujud agar kawat-kawat yang keluar dari perutnya tidak tertekan

Sejak kecil Noor telah dididik oleh orangtuanya untuk selalu ingat kepada-Nya. Karena itu, dia mencoba untuk tetap tabah dan meyakini bahwa penyakit aneh yang dideritanya ini adalah atas kehendak Allah.

Noor salat dengan posisi duduk, tetap menggunakan mukena (pakaian salat perempuan). Dia pernah kembali mencoba salat dengan posisi berdiri, tetapi hal itu membuatnya kesulitan.

"Ini adalah ujian dari Allah SWT, bagaimana saya harus diuji apakah sanggup untuk menjalaninya atau tidak. Alhamdulillah, khususnya persoalan salat yang harus mengeluarkan gerak itu, saya tetap bisa melaksanakannya, mudah-mudahan dengan izin Allah juga saya akan tetap bisa melaksanakannya," kata Noor.

Bagi keluarganya, Noor dikenal sangat taat menjalankan perintah agama. Dia tak pernah bosan mengingatkan keponakan-keponakannya untuk salat bersama-sama jika azan telah dikumandangkan.

Ketekunan Noor terhadap persoalan agama juga terlihat di Sengatta, Kutai Timur, Kaltim. Dia menyalurkan jiwa sosialnya sebagai seorang guru agama. "Banyak yang berkonsultasi soal agama dengan Noor," kata sang kakak, Hj Siti Robiah.

Noor sangat menginginkan kesembuhan tetapi dia menginginkan cara penyembuhan itu tidak keluar dari akidah agama Islam.

"Saya mendapat ujian penyakit ini karena Allah SWT yang mengizinkannya. Seandainya Allah tidak mengizinkan, saya yakin tidak ada ujian seperti yang saya alami ini. Artinya saya pun sembuh dengan izin Allah," ujar Noor.

Simpati terus berdatangan. Direktur Utama RSU Abdul Wahab Syahranie Samarinda Ajie Syirafuddin, sehari setelah melihat sendiri perut Noor yang mengeluarkan kawat, langsung menyiapkan sebuah kamar khusus agar perempuan berusia 40 tahun itu bisa mendapat perawatan intensif.

Menurut Ajie, melalui perawatan yang intensif, diharapkan Noor bisa terbebas dari jenis penyakit yang diakuinya baru kali ini muncul dalam dunia medis. Tak cuma kamar khusus, Ajie juga siapkan tim khusus. Tim ini terdiri atas enam dokter spesialis dan seorang ulama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda.

Para dokter yang menjadi anggota tim merupakan dokter terbaik di bidangnya. Ada ahli bedah, ahli bedah tulang, ahli jiwa, ahli laboratorium, ahli rontgen, dan ahli penyakit dalam. "Kita full team, makanya kami kerahkan semua para dokter spesialis terkait untuk penanganan Ibu Noor itu. Bahkan, semua perangkat medis yang dimiliki RSU AW Syahrani akan kami turunkan," kata Ajie.

Terkait keberadaan ulama dalam tim, dia mengatakan, penyakit yang diderita Noor belum pernah terjadi sebelumnya. Bukan tidak mungkin penyakit itu muncul akibat adanya kekuatan supranatural. Kisah yang dikemukakan Noor atau keluarganya juga mengisyaratkan tidak tertutupnya kemungkinan itu.

Jumat (11/7) pagi, Noor memulai tahap pengobatan. Begitu tiba di rumah sakit, dia langsung masuk ke ruang MSCT Scaning selama 20 menit. Setelah itu, dia masuk ke ruangan sinar X.

"Ini masih tahap awal. Kami baru melakukan diagnosa. Belum tahu hasilnya, karena masih mengumpulkan data-data. Setelah proses ini selesai, akan kami rapatkan. Hasilnya nanti kami informasikan kepada keluarga. Untuk langkah selanjutnya kami serahkan kepada keluarga, apakah mereka siap atau tidak," ujar Ajie.

Sayang, pihak keluarga masih belum mau Noor menjalani rawat inap.

"Kondisi Noor masih labil. Kami khawatir kondisi mentalnya, makanya kami ingin dia di rumah dulu," ucap Siti Robiah. Jumat sore, Noor kembali ke rumah kakaknya di Samarinda.

Bagaimana sikap Noor? "Saya agak tegang. Doakan saya sembuh ya," katanya dengan lirih. Apa sebenarnya penyakit Noor dan bagaimana pula pandangan paranormal? Ikuti terus kisahnya di BPost. (TK)

Source : Banjarmasin Post

880 Ineks Dicampur Serbuk Kopi

880 Ineks Dicampur Serbuk Kopi
Sabtu, 12-07-2008 | 01:00:20

BANJARMASIN - Kiriman 880 butir ineks dan 1,12 ons sabu dari Jakarta berhasil diamankan petugas Sat II Direktorat Narkoba Polda Kalsel bersama pemiliknya, Hamdani (45), Jumat (11/7) pukul 14.00 Wita.

Kendati dua barang haram itu dimiliki Hamdani seorang, tapi petugas Narkoba Polda Kalsel menemukannya di tempat yang berlainan.

Ineks misalnya, petugas menemukan secara tidak sengaja. Yakni saat mereka mengobok-obok rumah Hamdani di Jl Sutoyo S Gg Purnawirawan RT75, RW07, Kelurahan Pelambuan, Banjarmasin Barat.

Saat itu, petugas tengah mencari barang bukti sabu di rumah Hamdani, secara tidak sengaja mata petugas melihat sebuah paket besar di sudut ruang tamu kediaman Hamdani yang dikirim Sungkono, warga Gunung Sari II Jakarta Pusat.

Kotak yang pada bungkusnya bertuliskan “H Abdul Karim warga Jl Sei Mesa Gg Walfarri RT16 Banteng” ini langsung dibuka petugas. Ternyata paket tersebut berisi kopi.

Oleh petugas, kopi yang ada didalam kaleng besar tersebut diaduk-aduk. Tidak lama kemudian menyembul sebuah bungkusan. Begitu bungkusan itu dibuka, ternyata didalamnya ada ineks berwarna abu-abu tanpa logo.

“Dari hasil perhitungan sementara inkes tersebut berjumlah 880 butir,” kata Direktur Narkoba Kombes Drs Sukirman.

Minuman Cina

Informasi didapat, sebelum ineks dicampur serbuk kopi tersebut ditemukan, petugas Direktorat Narkoba terlebih dulu mendapat informasi akan adanya barang haram masuk ke Kalsel. Barang tersebut diantar via ekspedisi di Jl Mawar.

Karena informasi 99 persen benar, Kasat II AKBP Dwi Tjahyono SIK langsung turun ke lapangan bersama tiga kanitnya yakni, AKP Yanto, AKP Joko dan AKP Tarigan.

Sekitar pukul 15.00 Wita, petugas melihat orang yang diincar, Hamdani, muncul dan mengambil paketnya.

Begitu Hamdani memegang paket bertuliskan Armin, warga Jl Sutoyo S Gg Purnawirawan RT26 RW07 dan pengirim atas nama Beny warga Jl Mangga Besar XIII A/17 Jakarta, petugas langsung bergerak dan menyergapnya. Hamdani pun tak berkutik.

Paket yang direbut dari tangan Hamdani langsung dibuka. Ternyata di dalamnya berisi minuman dari China. Namun begitu diteliti lagi, di dalam paket itu juga ada sabu yang terdiri atas 12 paket sedang dan 1 paket besar.

Temuan paket sabu ini dikembangkan petugas. Hamdani langsung digiring petugas menuju rumahnya. Siapa tahu ada paket sabu lagi.

Awal Hamdani berbelit menunjukan rumahnya. Malah petugas sempat dibawanya ke Kelayan. Tapi setelah didesak, Hamdani akhirnya menunjukan rumahnya di Jln Sutoyo S Gg Purwawirawan.

Saat melakukan penggeledahan di rumah inilah, petugas yang tengah mencari barang bukti sabu malah mendapat 880 butir ineks. Dengan ditemukannya sabu dan ineks tersebut Hamdani akan dijerat dengan pasal 59 UU Ri No5 Tahun 1997 dan pasal 62 UU RI No5 Tahun 1997. (dwi)

http://www.banjarmasinpost.co.id/content/view/40346/635/

Dua PRT Dapat Hadiah Rp 9 M

Dua PRT Dapat Hadiah Rp 9 M
Laporan: KOMPAS.com
Sabtu, 12-07-2008 | 16:05:15

CENTRAL ISLIP, BPOST - Hakim Federal Amerika Serikat memberikan hadiah 1 juta dolar AS atau lebih dari Rp 9 miliar kepada dua pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia yang mengalami perbudakan di negara itu.

Hakim Arthur Spatt mengatakan, Jumat (11/7) waktu setempat , uang sebesar itu merupakan upah Sapirah dan Enung yang selama bertahun-tahun tidak dibayarkan majikannya, Varsha dan Mahender Sabhnani.

Pasangan orang kaya asal Long Island ini selama bertahun-tahun memperbudak kedua perempuan malang itu.

Kepada hakin, Sapirah dan Enung mengaku dipukuli, disayat pisau, dan dipaksa mandi dengan air sedingin es atas setiap kesalahan yang mereka lakukan.

Atas perbuatannya, Varsha Sabhanani diganjar hukuman 11 tahun penjara, sementara sang suami divonis 3 tahun empat bulan penjara.

Lagi-lagi Foto Bugil Artis Pendukung Sinetron Relegi : Cynthiara Alona

Model yang juga pesinetron Cynthiara Alona dimarahi dan diusir oleh keluarganya gara-gara foto-foto bugilnya beredar di internet. Pendukung sinetron Rahasia Ilahi, Pintu Ilahi, dan Ngelaba ini juga sedih bukan kepalang karena banyak yang menjulukinya sebagai bomb sex.

”Saya sedih banget dan tidak bangga dengan julukan itu. Saya ini tidak seperti yang diperkirakan banyak orang,” ujar dara kelahiran Jakarta 8 Juni 1985 ini, seperti dilansir Kompas.com.
Alona curhat tentang pengusiran dan cap bomb sex justru di tengah perayaan ulang tahunnya yang ke-23 pada Kamis (10/7) sore di Rumah Kaca Taman Menteng, Jakarta Pusat. Pesta ultah itu didesain dengan White Eden Party.
Seperti apakah foto bugil Alona? Di blog internet atas nama Cynthiara Alona, foto-foto tertanggal 20 Maret 2007 itu terpampang dengan gamblang. Gambar-gambar itu mengesankan pemotretan dilakukan di tempat yang sama dan waktu yang sama, sepertinya dalam sebuah sesi pemotretan.
Alona difoto dengan latar belakang gelap. Di beberapa foto, Alona berpose dengan mengenakan celana jins, namun tidak selembar benang pun menempel di tubuh bagian atas (topless). Ia bergaya memegang tambang yang menjuntai dari atas.
Di foto-foto lainnya, Alona berpose telanjang bulat (nude). Di foto-foto yang diambil dengan teknik yang sama itu, Alona memamerkan bodi sintalnya pose menantang.
Alona berterus terang, dirinya pernah bergaya di depan kamera dalam kondisi topless dan nude pada sesi pemotretan untuk majalah Playboy Singapura dan Jepang di tahun 2005 dan 2006. Dengan kata lain, foto-foto itu seharusnya beredar secara terbatas.
Alona pun menduga penayangan foto-foto dirinya di internet dilakukan oleh mantan manajernya. Hubungan mereka sebagai manajer dan artis putus karena ada perselisihan. Alona mengaku sangat terpukul dengan beredarnya foto-foto syur itu secara luas.
”Aku sangat sedih, sedih banget, sampai semua keluargaku tahu. I’m so sad and embarrassed. Aku sampai diusir oleh keluarga,” katanya dengan nada lirih.
Lulusan jurusan ekonomi bisnis National University of Singapore ini mengaku mengawali karier sebagai model di usia 21 tahun. Dalam waktu yang cukup singkat, wajahnya muncul di sampul majalah dalam maupun luar negeri. Alona juga membintangi beberapa iklan televisi.
Dara yang berobsesi jadi supermodel ini menampik tudingan bahwa foto-foto itu disebarkan hanya untuk mendongkrak popularitasnya. Dia bilang, ”Saya tidak mau mengambil risiko seperti itu. Justru karena foto-foto yang beredar itu saya diusir oleh keluarga.”
Untuk mewujudkan cita-citanya sebagai model tenar, pada 16 Juli mendatang perempuan bertinggi 167 cm ini berangkat ke Hongkong untuk sebuah sesi pemotretan majalah dewasa. Di samping itu, ia juga siap terlibat dalam film Kawin Kontrak 2. Nggak khawatir fotonya disalahgunakan lagi, Alona? (luc)

Biodata

Nama: Cynthiara Alona
Nama panggilan: Cinthia
Tanggal lahir: Jakarta, 8 Juni 1985
Tinggi / berat badan: 167 cm / 45 kg
Bra: 36C
Sepatu: 36
Pendidikan terakhir: Ekonomi Bisnis NUS (National University of Singapore).
Pekerjaan: Model, aktris

Sinetron: Rahasia Ilahi, Pintu Ilahi, Ngelaba
Cita-cita: Model profesional
Iklan: Lippo Bank (1998), Bustee Cream Nyonya Meneer (2003), Mie Sedap (2004), EQ Diapers (2004), Sabun cuci Bu Krim (2005).
Bintang film favorit: Krisdayanti
Musisi favorit: Krisdayanti


Kamera Canggih "Misterius" di CASA TNI AU

06/07/08 16:29

Kamera Canggih "Misterius" di CASA TNI AU



Oleh Rini Utami

Jakarta, (ANTARA News) - Matahari makin tinggi, namun Yetti Susilowati masih enggan untuk memulai harinya. Hari itu, adalah hari pertama suaminya Kolonel Sus Supriady tak lagi menemani hari-harinya.

Malam sebelumnya, setelah dua hari menunggu dalam ketidakpastian bercampur kesedihan dan kecemasan, Yetti dan dua putrinya melepas kepergian suaminya menghadap Sang Pencipta di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.

Kolonel Sus Supriady dan empat rekannya serta 13 orang lainnya, meninggal dunia saat melakukan latihan pengoperasian kamera udara digital baru (Digital Mapping Camera/DMC), setelah pesawat Casa N212-200 yang membawanya jatuh di kaki Gunung Salak pada 26 Juni 2008.

"Beberapa hari silam, dia memang sibuk mempersiapkan penerbangan ujicoba kamera udara digital baru. Bahkan pada hari mau terbang itu dia tidak sempat pamit, padahal biasanya dia pamit meski saya sedang di kamar mandi sekali pun," kenang Yetti.

Malahan, tambah sekretaris Menteri Keuangan itu, suaminya membuat sebuah kotak yang mungkin untuk membawa atau melindungi kamera udara digital baru itu.

"Mungkin kotak itu untuk melindungi kamera itu sebelum diujicoba. Tuh kotaknya masih ada di dalam rumah," ungkap Yetti, yang dibenarkan oleh putri bungsunya.

Secanggih apa kamera udara digital yang baru dimiliki TNI AU itu, tak banyak orang yang tahu hingga musibah itu datang. DMC yang diujicobakan menjadi misteri tersendiri bagi sebagian orang, mengingat korban meninggal dalam ujicoba itu tidak bisa dibilang sedikit.

Buatan Jerman

Kamera Udara Digital atau Digital Mapping Camera/DMC yang diujicoba oleh almarhum Kolonel Sus Supriady dan rekannya, bermerek ZI-Integraph buatan Jerman.

Kamera tersebut merupakan pengadaan 2004/2005 Mabes TNI Angkatan Udara melalui fasilitas Kredit Ekspor (KE). "Namun kamera itu baru bisa didatangkan ke Indonesia pada November 2007," kata Asisten Logistik (Aslog) Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Muda Imam Wahyudi.

Perangkat DMC senilai 5,5 juta dolar AS itu mulai di ujicoba oleh pihak TNI AU yakni Dinas Survei dan Pemotretan Udara (Dissurpotrud) sebanyak dua kali.

"Ujicoba yang berujung maut kemarin, merupakan ujicoba yang ketiga kali," ungkap Imam.

Sebelumnya, DMC juga telah diujicoba oleh Letkol Sus Supriady dan rekan di Jerman pada 15 sampai 24 Maret 2008. Pelatihan di Jerman meliputi perakitan dan "ground test DMC" di Assembling Workshop dan ruang simulasi DMC Z/I Intergraph, Aalen, Jerman.

"Ground test DMC" merupakan penjelasan tentang cara kerja dan pengoperasian DMC untuk memastikan seluruh komponen DMC dapat berfungsi dengan baik sebelum dilaksanakan pemotretan udara.

Selain itu, dilakukan pula "Test Flight DMC" menggunakan pesawat udara jenis Cessna Caravan dengan call sign D-FOTO di Elchingen Airfield, Jerman.

Kepala Dissurpotrud TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Djubaedi mengungkapkan, DMC merupakan sistem kamera udara yang dirancang untuk mendukung pemetaan dengan resolusi dan akurasi tinggi menggantikan kamera pemetaan berbasiskan film.

Layaknya kamera udara digital, DMC Z/I Intergraph terdiri atas lensa atau badan kamera, "Flight Data Storage"/FDS, Mounting (bantalan kamera), GPS dan IMU serta Airbone Sensor Management System/ ASMS.

Dengan menggunakan Large Format Charge Couple Device (CCD) digital aerial camera, kamera baru itu mampu menghasilkan foto udara digital dengan format besar.

Tidak itu saja, kamera DMC memiliki 12 pilihan saluran panjang gelombang (12-bit radiometric resolution) untuk menghasilkan resolusi yang teliti.

Di samping itu, DMC juga memiliki empat lensa pankromatik (warna sesungguhnya) dan empat lensa multispektral (warna semu) atau Pan and 4-band multispectral imagery.

Konsep yang diusung dalam DMC berupa "foward motion-compensation", merupakan keunggulan lain yang ditawarkan, dimana teknik penghilangan blur pada kamera foto udara berbasis digital tanpa keterbatasan dan kegagalan yang diakibatkan pergerakan bagian-bagian kamera.

Kamera udara digital buatan Jerman itu juga dilengkapi dengan "In-Flight Data Storage (FDS)" yakni sarana penyimpanan data hasil pemotretan dengan kemampuan mentransfer data berkecepatan tinggi disertai kapasitas sebesar 1.160 GB.

Dengan fasilitas ASMS, operator dapat mengoperasikan kamera secara otomatis sesuai misi yang telah direncanakan, tambah Djubaedi.

Fasilitas lain yang mendukung kecanggihan kamera udara digital ini adalah Post-Processing Ground Station/PPS dimana proses mendapatkan gambaran area yang dipotret secara cepat mengunakan perangkat lunak DIME hingga menghasilkan gambaran area secara Uncontrolled Mosaic atau tanpa mengacu pada kooordinat area sebenarnya.

"Koordinat area yang sebenarnya dapat dilanjutkan dengan proses fotogrametri, hingga hasilnya benar-benar sesuai dengan kondisi nyata," katanya menambahkan.

Djubaedi menambahkan, untuk memfungsikan kamera DMC seberat 450 lb atau sekitar 202,5 kilogram dibutuhkan daya 28 volt (DC).


Tak Sebatas Bogor

Dengan segala fasilitas canggih itu, Djubaedi menegaskan, DMC ZI/Intergraph itu akan digunakan untuk pemetaan seluruh wilayah Indonesia.

"Jadi, tidak sebatas di Bogor saja, misal karena di sana ada sesuatu yang ingin dilihat. Bukan, ujicoba itu untuk memastikan semua fungsi dari DMC berjalan optimal untuk segala medan, topografi dan lain-lain. Ujicoba kan boleh dimana saja, di Papua juga bisa," ia menjelaskan.

Dijabarkannnya, dibanding kamera yang selama ini digunakan, DMC ZI/Intergraph ini sangat menghemat waktu proses laboratorium foto, mampu menghasilkan resolusi spasial yang tinggi, yakni tiga inci untuk ketinggian 2.100 kaki.

Dengan begitu, DMC dapat digunakan untuk perencanaan keamanan, analisa vegetasi atau tutupan lahan, pemetaan koridor berupa jalan dan jalur rel, listrik, air, telepon, yang dapat diakuisisi secara cepat dalam format besar.

Selain itu, pengontrolan kualitas gambar pada saat pemotretan dapat dilakukan secara otomatis hingga gambar dapat ditampilkan dalam waktu relatif cepat, tutur Djubaedi.

Konsep modular dengan menghasilkan sistem solusi yang fleksibel serta aplikasi penginderaan jarak jauh menjadi keunggulan tersendiri dari kamera ini, selain FMC motion compensation yang dapat memberikan tampilan area beresolusi tinggi dalam skala foto besar meski kamera dioperasikan dalam kondisi cahaya yang kurang.

"DMC ini juga dilengkapi "image frame" yang dapat memberikan gambar geometri stabil, layaknya menggunakan kamera ukuran sembilan inci plus `central prespective sensor model," katanya.

Fasilitas dan kelebihan yang dimiliki DMC ini, tambah Djubaedi, harus benar-benar dikuasai seluruh personel Dissupotrud TNI AU untuk melaksanakan visi misinya.

"Karena itu ada beberapa ujicoba, tidak saja untuk alat itu sendiri tetapi juga manusia yang mengoperasikan. Lokasi ujicoba bisa di mana saja, karena kamera ini juga akan digunakan untuk mendukung tugas Dissurpotrud di seluruh wilayah Indonesia. Tidak hanya Bogor," tuturnya menegaskan.

Kini dengan jatuhnya pesawat Casa N212-200 yang mengangkut DMC itu, maka TNI AU terpaksa memaksimalkan kembali kamera udara lama yang dioperasikan selama ini oleh Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh, Malang.

"Kami hanya membeli satu unit DMC, sekarang jatuh ya kita maksimalkan kembali penggunaan kamera udara yang dipakai selama ini," kata Djubaedi.(*)

COPYRIGHT © 2008

http://antara.co.id/arc/2008/7/6/kamera-canggih-misterius-di-casa-tni-au/