Sunday, July 27, 2008

Sejarah Baru Basket Indonesia





Merinding dan Menangis di Pesta Pembukaan DBL Arena Surabaya


SURABAYA - Banyak penonton mengaku merinding, ada juga yang
mengaku menangis haru saat menyaksikan pesta pembukaan DetEksi
Basketball League (DBL) Arena di Surabaya kemarin. Hampir 5.500
penonton datang, bergantian mengisi tribun gedung basket megah di Jalan
A. Yani tersebut.

Pembukaan kemarin ditandai dengan tiga
pertandingan SMA Honda DBL 2008, liga basket pelajar terbesar di
Indonesia. Meski tribun baru dibuka pukul 14.00 WIB, banyak penonton
menunggu di depan DBL Arena sejak sekitar pukul 09.00.

Pelajar,
orang tua, dan anak-anak mulai diizinkan masuk atrium sekitar pukul
10.00. Setelah membeli tanda masuk dan mendapat sertifikat sebagai
penonton hari pembukaan, mereka menikmati atrium gedung basket yang
luasnya lebih dari 2.000 meter persegi tersebut.

Ada yang duduk-duduk, makan dan minum di food court,
ada yang bermain-main di lapangan basket mini yang disediakan panitia
dan Honda sebagai partner utama. Ada juga yang menikmati suasana sambil
belanja merchandise di DBL Store atau foto-foto dengan berbagai
"replika" ukuran Danny Granger, bintang NBA dari tim Indiana Pacers
yang akan datang ke DBL Arena pada Agustus mendatang.

Begitu
naik ke lantai pertandingan, mereka pun disuguhi tiga pertandingan
bersejarah. Tim putra SMA Petra 5 Surabaya tampil perdana, menghadapi
SMA Santa Maria Surabaya. Disusul tim putri SMA Ciputra Surabaya versus
SMA YPPI 1 Surabaya, ditutup dengan duel SMAN 2 Surabaya melawan SMAN 9
Surabaya.

Pada setiap pertandingan, panitia dari DetEksi Jawa Pos, dibantu Lasika Production, menyuguhkan permainan api, LED screen, dan lampu-lampu spektakuler, yang belum pernah ditampilkan pada even basket mana pun di Indonesia.

Yang
paling dahsyat saat menjelang laga terakhir. Seluruh lampu gedung
dimatikan. Pemain CLS Knights Surabaya, Freddy, mencuri bola dari
tangan si Det, maskot DetEksi Jawa Pos, lalu mencoba melakukan slam dunk dan bergelayut di ring. Saat dia nge-dunk itu, kembang api menyembur dari kedua sisi backboard dan beberapa sudut tribun.

Pertunjukan singkat itu membuat penonton terkesima. "Keren sekali. Saya tadi bener-bener merinding. Musiknya oke sekali," kata Sri Wahyuning, 29, yang kemarin datang untuk refreshing bersama sang suami, Dwi Sunaryo, 35.

Sri Wahyuning bahkan mengaku sempat menangis haru ketika para starter
SMAN 9 dipanggil satu per satu ke lapangan, sementara wajah dan nama
mereka ditampilkan di dua layar lebar LED di atas tribun. "Anak-anak
(yang tampil) di bawah itu sudah kuat ya mentalnya. Diperlakukan
seperti ini masih bisa bertanding," tambahnya.

Acungan jempol
diberikan oleh Noviantika Nasution, ketua umum PB Perbasi. "DBL adalah
sejarah baru basket di Indonesia. Even basket pelajar terbesar dengan
fasilitas berstandar internasional," ujarnya.

"Semuanya sangat
profesional. Dengan fasilitas seperti ini, saya harap para atlet sangat
terpacu untuk meraih prestasi lebih baik. Mudah-mudahan DBL dapat
menularkan semangat ke kota lain. Tak hanya di 11 kota, tapi di seluruh
Indonesia," lanjut Noviantika.

Tidak ketinggalan komentar
membanggakan dari perwakilan liga basket terbesar di dunia, National
Basketball Association (NBA). Dua hari terakhir, NBA memang mengirim
dua wakilnya dari NBA Asia, untuk melihat DBL Arena. Sebab, venue
ini akan digunakan untuk even resmi pertama NBA di Indonesia, Agustus
nanti (Danny Granger tampil di final Honda DBL 2008 dan NBA Basketball
Clinic).

"Very impressive! Saya pikir, DBL Arena inilah yang terbaik di Indonesia. Dalam hal desain, keseluruhan sangat first class.
Saya memang belum banyak melihat pertandingan basket pelajar di Asia,
saya lebih sering lihat yang profesional. Tapi, inilah yang paling
mengagumkan dan terbaik yang pernah saya lihat," kata Victor Chu, director of business development and marketing partnership NBA Asia. "Untuk inilah kami menggandeng DBL. Mereka adalah long term and great partner," tegasnya.

Azrul Ananda, commissioner
DBL, mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan pujian tersebut.
Khususnya kepada para penonton, penggemar liga basket pelajar ini.

"Dulu,
ketika mengawali DBL pada 2004, kami belum punya apa-apa, dan dukungan
sponsor juga sangat minim. Tapi, kami bisa menjadi kuat seperti ini
karena dorongan energi dari para fans. Tanpa mereka, kami bukan
apa-apa," kata Azrul. "Sekarang kami punya rumah sendiri, DBL Arena.
Dan ini kami persembahkan untuk semua pendukung DBL," lanjutnya.

Sebagai
apresiasi, seluruh penonton mendapat sertifikat penonton hari pertama.
Tim-tim yang bertanding juga mendapat sertifikat penghargaan khusus
dari DBL.

Kemarin tim putra SMA Santa Maria menjadi tim pertama
yang meraih kemenangan di DBL Arena. Mereka mengalahkan SMA Petra 5,
46-29. Laga kedua berlangsung lebih seru. Tim putri SMA Ciputra sempat
tertinggal 2-12 pada kuarter pertama. Tapi, Stephanie Halim dkk tidak
patah arang, membalik situasi pada kuarter ketiga. Setelah
salip-menyalip, mereka pun mengalahkan SMA YPPI 1 Surabaya, 35-29.

Pada
laga penutup, SMAN 9 -yang didukung suporter superatraktif berjuluk
Songo Mania- menundukkan SMAN 2 (tetangga sendiri) 34-24.

Usai pembukaan kemarin, DBL Arena tidak istirahat. Mulai hari ini hingga 24 Agustus mendatang, gedung itu menjadi venue utama Honda DBL 2008.

"Sambil
jalan, kami pelan-pelan meningkatkan fasilitas gedung. Setelah NBA
Basketball Clinic nanti, kami melanjutkan proses pembangunan yang
memang belum 100 persen selesai. Khususnya penyempurnaan lapangan,
penambahan tribun, dan pengembangan fasilitas di sekitar gedung,"
ungkap Azrul Ananda. (rum/hil/dat)

No comments:

Blog Archive