Thursday, November 6, 2008

83 Persen Pemondokan Haji Indonesia di Mekah Jauh

Rabu, 05 2008 04:22 WIB
MADINAH--MI: Sebanyak 83 persen pemondokan calon haji Indonesia di Mekkah relatif cukup jauh mulai 1.400 meter hingga 10.000 meter (10 kilometer), sedangkan pemondokan di Madinah justru relatif dekat mulai 100 meter hingga 1.100 meter.

"Hanya 17% yang jaraknya dekat antara 1.000-1.400 meter, tapi sisanya (83%) cukup jauh. Itu karena perluasan Masjidilharam," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Depag RI Slamet Riyanto saat mengecek persiapan terakhir di Madinah, Selasa (4/11).

Didampingi Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Nursamad Kamba dan Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Drs H Ahmad Kartono, ia mengatakan pemondokan di Madinah justru tidak ada masalah, karena banyak yang dekat dan lokasi terjauh hanya 1.100 meter.

"Tolong jemaah haji diberitahu bahwa pemondokan di Mekkah itu relatif jauh, sehingga mereka sudah ada persiapan, apalagi saat puncak haji pasti terjadi kemacetan kendaraan yang perlu diantisipasi Ya, saya kira kalau sudah acara puncak itu dimana-mana begitu, seperti saat hari lebaran di Tanah Air," katanya.

Namun, katanya, pihaknya sudah melakukan antisipasi, di antaranya dengan menempatkan 11 titik pengangkutan jemaah haji yang akhirnya mengerucut ke dekat Masjidil Haram hingga menjadi tiga titik. "Nanti akan ditandai dengan warna agar ketahuan, misalnya daerah Misfalah dan Aziziah akan diberi warna apa, kalau tidak salah ada empat warna sesuai wilayahnya. Bus-nya akan diberi warna dan akan mengumpul di sana," katanya.

Tahun ini, pemerintah menyewa sekitar 600 rumah dengan kapasitas total 196.781 orang di Mekkah dengan 17 persen di antaranya berada di ring (kawasan) I yang berjarak hingga 1.400 meter dari Masjidilharam, sedang sebagian besar di ring II yang jauh dari Masjidil Haram.

Menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Depag RI itu, persiapan yang dilakukan pemerintah tidak perlu dikhawatirkan para jemaah haji yang datang ke Tanah Suci. "Petugas dalam keadaan siap, konsumsi juga dalam keadaan yang siap. Jadi, secara teori, persiapan kita tidak ada masalah. Kita telah berusaha, tinggal menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Mudah-mudahan, semuanya berjalan lancar," katanya.

Misalnya, katanya, di Arofah-Mina masih seperti tahun lalu dengan sistem prasmanan dan tentunya ada perbaikan. "Kalau dulu antre agak panjang, barangkali sekarang akan kita buat beberapa meja lagi agar antrean tidak panjang," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan jemaah haji untuk menghadapi cuaca dingin selama musim dingin, khususnya di Madinah "Kita imbau para jemaah untuk bersiap-siap dengan baju atau jaket atau pakaian dingin," katanya. (Ant/OL-03)

No comments:

Blog Archive